Buscar

Sabtu, 01 Oktober 2011

Alasan Chassis Bis Dinaikan Ke Trailer

Beberapa waktu yang lalu di sebuah kesempatan penulis mengunjungi forum Bismania Community.pada saat itu sedang ada gosip bahwa 2 jenis chassis Mercedes Benz seri OH 1626 dan OH 1830 keluar dari pabriknya di wanaherang bogor.Namun ada yang berbeda di sini.Biasanya setelah keluar dari pabrik chassis dibawa sendiri oleh seorang supir , kali ini kedua chassis tersebut diangkut dengan menggunakan trailer.Cukup menarik bukan ??

Membawa chassis bis dengan memakai trailer sebetulnya bukan hal yang baru karena sudah ada sejak tahun 2002 ketika SCANIA K-Series yang memakai chassis modular mulai memasuki pasaran Indonesia. Hanya saja karena chassis SCANIA terbilang langka, kita susah menemui chassisnya dibawa naik trailer.

Membawa chassis bis (baru) dari dealer/ATPM ke Karoseri umumnya memang dikendarai langsung. Chassis "telanjang" dikendarai oleh seorang driver dengan memakai jaket, helm dan kacamata.

Membawa chasis bis dengan trailer pasti ada beberapa alasan. Ketika penulis menanyakan hal itu ke pihak ATPM diperoleh jawaban "karena chassisnya masih pendek sementara mesin ada dibelakang, dikuatirkan akan "jomplang" ketika melalui gundukan jika dikendarai langsung".

Kelihatannya alasan ini terkesan sepele dan lucu. Tapi ketika dilihat spesifikasi beberapa chassis bis, terlihat distribusi berat front axle dan rear axle pada chassis yang harus dibawa dengan trailer sangat tidak seimbang (jauh lebih besar pada rear axle). Maka bisa dimengerti jika chassis tersebut harus dibawa dengan trailer demi alasan safety.
Lihatlah kedua perbandinganya :

CHASSIS YG BIASA DIKENDARAI LANGSUNG :

Mercedes Benz OH-1525       
Front Axle : 1060 kg = 20.33%    
Rear Axle  :  4154 kg = 79.67%
Total          :  5214 kg = 100%


Mercedes Benz OH-1521 E1/E2    
Front Axle : 1250 kg = 25.00%    
Rear Axle  :  3750 kg = 75.00%
Total          :  5000 kg = 100%


Hino RK8    (R235 & R260) 
Front Axle : 1270 kg = 25.15%    
Rear Axle  :  3780 kg = 74.85%
Total          :  5050 kg = 100%


Hino RG1-JSKA 
Front Axle : 1255 kg = 25.66%    
Rear Axle  :  3635 kg = 74.34%
Total          :  4890 kg = 100%


Hino RK1-JSKA (non turbo) 
Front Axle : 1240 kg = 26.67%    
Rear Axle  :  3410 kg = 73.33%
Total          :  4650 kg = 100%


Hino RK1- JSNL (CNG) 
Front Axle : 1900 kg = 29.12%    
Rear Axle  :  4625 kg = 70.88%
Total          :  6525 kg = 100%


CHASSIS YG HARUS DIBAWA DENGAN TRAILER :

Mercedes Benz OH-1626 
Front Axle :   600 kg  =  12.24%    
Rear Axle  :  4300 kg  =  87.76%
Total          :  4900 kg  =  100%


Mercedes Benz OH-1830 
Front Axle : 1030 kg  =  18.36%    
Rear Axle  :  4580 kg  =  81.64%
Total          :  5610 kg  =  100%
OH-1626 milik Laks Premium Autobus bersiap akan naik trailer

SCANIA K-Series milik Nusantara

Selain itu memang pada beberapa jenis chassis (OH-1626 & OH-1830) tanki bahan bakar aslinya belum terpasang karena "belum ada tempat". Untuk keperluan mobilisasi chassis hanya dilengkapi dengan tanki BBM sementara yang terbuat dari bahan plastik yang kapasitasnya hanya 20 liter. Tanki aslinya baru dipasang dikaroseri setelah modul baggage compartement disambung.

KENAPA PENDEK ??
Iya ... kenapa manufacturer membuat chassis bigbus dengan ukuran pendek jika memang untuk membawanya saja pembeli (PO) mesti keluar biaya extra sewa trailer? Selain itu pembeli juga harus keluar biaya untuk menyambung
chassis pada bagian tengahnya. Sekedar diketahui, untuk membawa chassis OH-1626 dari pabrik Mercedes Benz di Wanaherang Bogor ke Adiputro Malang sewa trailernya Rp. 15 juta. Dan untuk penyambungan bagian tengah (baggage compartement) pada chassis SCANIA K-Series biayanya sekitar Rp. 25 juta.

Pertama, chassis pendek lebih fleksible untuk dikembangkan panjangnya sesuai kebutuhan atau sesuai regulasi. Ingat, tidak semua negara memiliki regulasi panjang bis besar 2-axle maksimal 12 meter. Ada yang kurang, ada juga yg boleh lebih dari 12 meter. Dengan satu chassis yang bisa dikembangkan panjangnya, manufacturer tidak perlu membuat terlalu banyak varian panjang chassis.

Kedua, chassis pendek memudahkan pengiriman dari negara pembuat ke negara pembeli. Baik nantinya chassis tersebut akan dikirim berupa complete chassis maupun knockdown (pretelan), dimensi yang lebih kecil relatif lebih mudah ditangani dan volumenya juga lebih kecil sehingga biaya pengiriman akan lebih murah. Lebih murah bagi pabrik pembuat maksudnya, bukan bagi pemilik PO.

Sumber :
-www.facebook.com/bismania

1 komentar:

Anonim

mas, saya pengen jadi sopir chasis, dimana ya ngelamarnya?
mohon arahannya, thx

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Safety Is The First | Copyright © 2011 Diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger