Buscar

Rabu, 05 Oktober 2011

Exhaust Brake

Di dalam dunia otomotif rem dikenal mempunyai fungsi yang sangat penting.Yaitu untuk menghambat laju kendaraan secara cepat atau perlahan - lahan sesuai dengan keinginan pengemudi.Secara umum rem diaplikasikan berbentuk kampas.Namun untuk kendaraaan besar ada satu jenis rem yang berbeda cara kerjanya dengan rem konvensional.Dikenal dengan sebutan exhaust brake atau exhaust reatder.Orang awam menyebutnya skep adalah alat bantu pengereman non friksi (tidak ada gesekan secara langsung) yang menunjang kinerja sistem pengereman utama. Tugasnya sama seperti retarder elektrik / hidrolik. Prinsip kerja exhaust brake yaitu menutup saluran gas buang (knalpot) dari mesin sehingga tekanan gas buang akan naik. Dengan naiknya tekanan di ruang bakar ini maka gerakan naik turun piston akan tertahan dan secara perlahan putaran mesin dan kecepatan kendaraan juga akan berkurang.


Exhaust brake butterfly valve
  
Besarnya momen puntir negative yang memperlambat mesin adalah berbanding lurus dengan tekanan balik yang diterima oleh piston. Exhaust brake teknologi terkini mempunyai apa yg disebut Exhaust Pressure Modulation (EPM) dimana tekanan dari gas buang dimonitor dan diatur sehingga menaikan performa pengereman pada beberapa tingkatan
putaran mesin.

Pengoperasian
Tuas untuk mengaktifkan exhaut brake berbeda-beda letaknya. Umumnya ada dibawah lingkar kemudi seperti di Hino atau di lantai dengan cara diinjak seperti di MB. Alat ini bekerja efektif di putaran mesin tertentu. Contoh di tachometer OH-1525 dan OH-1725 ada tulisan top brake pada kisaran rpm 2100 - 2700.





Keunggulan dari exhaust brake ini adalah konsepnya yang sederhana (bila dibanding retarder elektrik / hidrolik) tetapi performanya tak kalah dalam membantu memperlambat laju kendaraan terutama kendaraan berat. Asalkan pola pengoperasiannya tepat, sesuai dengan karakteristik performa kerjanya.

Ada beberapa logic sequence yang harus dipenuhi agar exhaust brake dapat bekerja. Misalnya switch on, pedal kopling tidak diinjak, pedal gas tidak di injak, transmissi tidak dalam posisi netral baru exhaust brake bisa aktif. Di beberapa tipe ada juga, misal kecepatan kendaraan dibawah 15km/jam maka exhaust brake otomatis akan mati.


Efek samping
1. Anda akan mendengar suara tambahan pada saat exhaust brake diaktifkan. (Ssssss...Jooossshh)
2. Efek berikutnya yaitu berpengaruh dengan cepat kotornya oli mesin. Kita tahu exhaust gas terdiri dari partikel carbon yang mestinya dibuang tapi ditahan. Tetapi selama jadwal penggantian oli terkontrol dan rutin, tidak ada masalah

Yang pasti exhaust brake maupun retarder ini hanya sebagai alat bantu pengereman utama, hanya bisa memperlambat laju kendaraan tetapi tidak bisa menghentikan kendaraan secara total.

Sumber :
-www.facebook.com/bismania

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Safety Is The First | Copyright © 2011 Diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger