Masih ingat dalam ingatan kita tentang pemasangan bola beton dan penyempurnaan portal koboy yang dilakukan PT.KAI dan berbagai macam usaha lainya.Terutama untuk divisi Jabotabek.Semua usaha ini dilakukan PT.KAI untuk menghilangkan penumpang yang berdiri di atap.
Sebenarnya usaha yang dilakukan untuk menghilangkan penumpang di atap dengan cara bar-bar seperti ini sudah dilakukan semenjak jaman Perumka.Tepatnya taun 90an.Buat para pembaca yang sudah senior tentu masih ingat bagaimana kondisi KRL dipasangi kawat di bagian atap hingga stasiun yang dipasangi teralis besi.Tapi hingga sekarang penumpang diatap tetap ada dan semua cara yang dilakukan PT.KAI ini terbukti tidak efektif.Karena hanya menyalahkan penumpang di atap tanpa memperhatikan sebabnya.
Bagaimana tidak penumpang tetap bertahan di atap sementara PT.KAI tidak memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi para penumpang sebagai pelangganya.Lihat saja kondisi armada kereta kelas ekonomi.Kondisinya memprihatinkan.Kipas yang seharusnya nyala ini tidak menyala.Bukanya memberikan solusi PT.KAI malah mau menghapus KRL ekonomi dan menggantinya dengan Commuter Line.Mereka berdalih ingin meningkatkan pelayanan dengan AC.Padahal kondisinya sendiri bisa pembaca bayangkan.Kereta bekas dari Jepang yang sudah tidak terpakai lagi.Soal AC malah lebih seger KRL ekonomi.Banyak yang armadanya habis blower ACnya.Sedangkan jendela tidak terbuka.Jadi bisa di bayangin panasnya kaya apa.
Belum lagi jadwal yang tidak menentu.Ketika kereta datang penumpang tetap memaksa naik meski kapasitas kereta dalam rangkaian sudah maksimal.Bahkan sampai ke atap.Penumpang beralasan.Tidak ada jaminan kereta di belakangnya datang tepat waktu.Atau minimal sampai ke tempat tujuan.Apa lagi kalau armada batal di jalankan karena storing/rusak,gangguan sinyal,dll.
Inilah yang seharusnya menjadi perhatian banyak PT.KAI sebagai operator.Jangan hanya sekedar ribut peningkatan pelayanan dengan sistem E-Commet dan penumpang di atap.Tetapi lebih kepada bagaimana mengelola sistem yang tidak hanya menguntungkan perusahaan.Tapi juga pelanggan setianya.Yaitu penumpang.
Jadi masikah terbesit harapan untuk KRL agar menjadi lebih baik lagi ??
0 komentar: