Buscar

Jumat, 27 April 2012

Sepasang Tangan Ibu


aku akan bercerita tentang ibuku yang mengajak saya ke mall untuk memilih dan mencari pakaian baru yang sesuai untuk ibu


Sebenarnya saya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain, meskipun itu ibu saya.



Saya tidak cukup untuk sabar, dan berputar-putar mencari barang yang sebenarnya sudah ada sejak awal. Tapi, karena ibuku meminta, kami berdua memutuskan berangkat juga kepusat perbelanjaan. Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita. Dan ibu mencoba gaun demi gaun kemudian mengembalikan semuanya. Seiring waktu berlalu, saya mulai lelah, gelisah dan ibu mulai frustasi.



Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, ibu mencoba satu stel gaun biru yang cantik, terdiri dari tiga helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian tepi lehernya. Ibu ingin mencobanya di kamar pas. Karena ketidaksabaran saya, maka kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu dalam ruang ganti pakaian. Aku berpikir, “biar semuanya cepat beres.” Saya melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut, terlihat dengan susah mencoba untuk mengikat talinya.



Ya Allah tangan-tangannya terlihat gemetar saat berusaha mengikatkan tali, tampak ibu bersusah payah menalikan gaun itu. Ya Tuhan terlihat Ibu terus berusaha menuntaskan ikatan tali, tapi kerapuhan tangannya membuat dia harus bekerja keras.



Seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa sedih yang begitu dalam kepadanya. Dada saya sesak, napas saya panas. Saya mencoba menyembunyikan air mata yang keluar tanpa saya sadari. Saya terisak......



Setelah mendapatkan ketenangan, saya menghampiri ibu dan saya berusaha menahan tangis melihat gemetar tangan ibu,membantunya mengikatkan taligaun. Setelah tali tuntas dibenahi,pakaian ini terlihat begitu indah dikenakan ibu dan setelah merasa cocok ibu membelinya. Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya. Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian tersebut, kembali terbayang tangan ibu yang sedang berusaha mengikat tali blusnya. Tangan keriput yang gemetar...



Tangan yang dulu kerap kali membelai saya, yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju saya, memeluk saya dan tangan yang senantiasa menadahkan tangan di setiap sholatnya demi mendoakan saya, sekarang mulai rapuh... gemetar... tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya



Sore harinya, saya pergi ke kamar ibu, mengambil tangan keriputnya, menciumnya Ibu terkejut melihatku, Saya mengatakan pada ibu, “Keduatangan ini adalah tangan yangpaling indah di dunia ini.” Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata baru, bahwa betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu. Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan saya, hati saya, akanmemiliki keindahan tersendiri, keindahan tangan Ibu..

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Safety Is The First | Copyright © 2011 Diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger