Siapa yang tidak kenal jalur pantura ? Jalur yang hanya ada di pulau Jawa bagian utara ini terkenal dengan frekuensi kecelakaanya yang cukup tinggi.Terutama pada saat musim liburan.Karna pada saat itu volume kendaraan meningkat tajam.Namun tidak didukung fasilitas yang memadai.Lihat saja.Meski jalan ini termasuk dalam katagori jalan nasional,jalan ini sangat minim rambu lalu lintas dan lampu penerangan jalan.Oleh karna itu jalur pantura dikenal dengan sebutan ‘Skull Track’ atau Jalur Tengkorak.
Namun dengan minimnya fasilitas ini membuat sebagian besar pengendara di daerah situ sangat santun dalam berkomunikasi dengan pengendara lain.Sehingga pengemudi di daerah sana termasuk pengemudi yang beretika dalam mengendalikan kendaraanya.Menurut para supir yang sering melewati daerah itu,kecelakaan biasanya disebabkan oleh pengendara yang terlalu memaksakan dalam membawa kendaraan.
Namun sangat disayangkan.Ternyata banyak supir truk tidak disiplin dalam membawa muatan.Banyak di antara truk – truk ekspedisi yang mempunyai kapasitas angkut 40 Ton di paksakan mengangkut barang hingga 100 Ton lebih.Akibatnya jalanan yang dilewati truk itu menjadi rusak.Terbukti ketika 2 hari lalu penulis melintasi jalan pantura dari daerah Pamanukan hingga ke Simpang Jomin menggunakan Suzuki Carry 1.3.Terlihat sepanjang jalan lobang di mana – mana akibat jalan yang berbahan coran dan dilapisi aspa itu patah di sepanjang jalan.Jangankan untuk memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.Untuk lari 40 km/h saja rasanya sulit sekali.Selepas Sukamandi,Terlihat perbaikan di mana mana.Banyak jalanan berlubang di tambal.
Dari kejadian ini penulis berharap.Andai pemerintah mau memperketat kebijakan dalam mengangkut muatan kendaraan,mungkin resiko jalanan rusak dapat diminimalisir.
Namun dengan minimnya fasilitas ini membuat sebagian besar pengendara di daerah situ sangat santun dalam berkomunikasi dengan pengendara lain.Sehingga pengemudi di daerah sana termasuk pengemudi yang beretika dalam mengendalikan kendaraanya.Menurut para supir yang sering melewati daerah itu,kecelakaan biasanya disebabkan oleh pengendara yang terlalu memaksakan dalam membawa kendaraan.
Namun sangat disayangkan.Ternyata banyak supir truk tidak disiplin dalam membawa muatan.Banyak di antara truk – truk ekspedisi yang mempunyai kapasitas angkut 40 Ton di paksakan mengangkut barang hingga 100 Ton lebih.Akibatnya jalanan yang dilewati truk itu menjadi rusak.Terbukti ketika 2 hari lalu penulis melintasi jalan pantura dari daerah Pamanukan hingga ke Simpang Jomin menggunakan Suzuki Carry 1.3.Terlihat sepanjang jalan lobang di mana – mana akibat jalan yang berbahan coran dan dilapisi aspa itu patah di sepanjang jalan.Jangankan untuk memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.Untuk lari 40 km/h saja rasanya sulit sekali.Selepas Sukamandi,Terlihat perbaikan di mana mana.Banyak jalanan berlubang di tambal.
Dari kejadian ini penulis berharap.Andai pemerintah mau memperketat kebijakan dalam mengangkut muatan kendaraan,mungkin resiko jalanan rusak dapat diminimalisir.
0 komentar: