Belakangan banyak yg mempermasalahkan keberadaan pedagang stasiun KRL Commuter Line.Banyak penumpang yang merasa terganggu karna pedagang ini mengambil sebagian peron untuk dijadikan lapak mereka.Mungkin PT.KCJ mendengar solusi itu.Makanya ada rencana untuk menggusur pedagang – pedagang itu.Namun pedagang itu menolak keras digusur.Karna mereka beralasan sama sama mencari rezeki.
Beragam komentar pun bermunculan.Terutama rekan – rekan dari komunitas Railfans dan KRL – Mania.Ada yang mendukung rencana penggusuran dengan alasan keamanan dan kenyamanan.Ada juga yg menyayangkan rencana penggusuran karna alasan kontribusi perusahaan terhadap lingkungan sekitar.
Terlepas dari kontroversi soal keberadaan pedagang stasiun ini penulis mencoba mengangkat sisi lain keberadaanya ditengah stasiun dan kerumunan orang – orang yang sedang menunggu KRL.Bahwa tak selamanya pedagang stasiun bernilai negatif.
Pagi tadi penulis menaiki Commuter Line dengan trayek Depok Baru – Tanah Abang.Sembari menunggu KRL,penulis melihat sekeliling peron.Ternyata memang benar.Banyak pedagang yang menjajakan produk dagangan mereka.Tidak hanya di toko – toko.Tetapi ada juga yang menggunakan gerobak dorong,keranjang,sampai tampah dari anyaman bambu.Sejenak penulis termenung mengingat keluhan penumpang tentang keberadaan para pedagang ini sembari mendengar informasi dari announcer stasiun.
Nah,dalam satu informasinya,announcer stasiun itu memberikan informasi kepada para pedagang tadi untuk mengajak meeting pagi sebelum melakukan kegiatan kerja bakti membersihkan stasiun.Kira – kira bunyi informasinya begini,”Dimohon kepada para pedagang stasiun agar berkumpul di ruang kepala stasiun untuk melakukan meeting sebelum melakukan kegiatan Jum’at bersih”.Dalam hati penulis berfikir.Waah.Hebat yah kepala stasiunya.Mengajak para pedagang secara suka rela untuk membersihkan stasiun.Tujuanya pasti tidak lain adalah untuk menjaga agar penumpang merasa nyaman karena stasiun bersih.
Yang membuat penulis jadi kagum adalah semangat yang terpancar dari mereka luar biasa.Para pedagang itu saling mengingatkan untuk segera bergegas menghadiri meering itu.Padahal mereka melakukan itu secara suka rela dan tanpa ada paksaan apapun dan tanpa dibayar sepeserpun.Sikap mereka juga sangat ramah.Setiap kereta datang mereka tidak malu memberikan informasi tentang kereta yang datang meskipun hanya bermodal suara layaknya seorang kenek bis.
Jadi masihkah kita menganggap jelek tentang keberadaan pedagang stasiun ini ?? jawabanya ada di hati pembaca masing – masing.
Beragam komentar pun bermunculan.Terutama rekan – rekan dari komunitas Railfans dan KRL – Mania.Ada yang mendukung rencana penggusuran dengan alasan keamanan dan kenyamanan.Ada juga yg menyayangkan rencana penggusuran karna alasan kontribusi perusahaan terhadap lingkungan sekitar.
Terlepas dari kontroversi soal keberadaan pedagang stasiun ini penulis mencoba mengangkat sisi lain keberadaanya ditengah stasiun dan kerumunan orang – orang yang sedang menunggu KRL.Bahwa tak selamanya pedagang stasiun bernilai negatif.
Pagi tadi penulis menaiki Commuter Line dengan trayek Depok Baru – Tanah Abang.Sembari menunggu KRL,penulis melihat sekeliling peron.Ternyata memang benar.Banyak pedagang yang menjajakan produk dagangan mereka.Tidak hanya di toko – toko.Tetapi ada juga yang menggunakan gerobak dorong,keranjang,sampai tampah dari anyaman bambu.Sejenak penulis termenung mengingat keluhan penumpang tentang keberadaan para pedagang ini sembari mendengar informasi dari announcer stasiun.
Nah,dalam satu informasinya,announcer stasiun itu memberikan informasi kepada para pedagang tadi untuk mengajak meeting pagi sebelum melakukan kegiatan kerja bakti membersihkan stasiun.Kira – kira bunyi informasinya begini,”Dimohon kepada para pedagang stasiun agar berkumpul di ruang kepala stasiun untuk melakukan meeting sebelum melakukan kegiatan Jum’at bersih”.Dalam hati penulis berfikir.Waah.Hebat yah kepala stasiunya.Mengajak para pedagang secara suka rela untuk membersihkan stasiun.Tujuanya pasti tidak lain adalah untuk menjaga agar penumpang merasa nyaman karena stasiun bersih.
Yang membuat penulis jadi kagum adalah semangat yang terpancar dari mereka luar biasa.Para pedagang itu saling mengingatkan untuk segera bergegas menghadiri meering itu.Padahal mereka melakukan itu secara suka rela dan tanpa ada paksaan apapun dan tanpa dibayar sepeserpun.Sikap mereka juga sangat ramah.Setiap kereta datang mereka tidak malu memberikan informasi tentang kereta yang datang meskipun hanya bermodal suara layaknya seorang kenek bis.
Jadi masihkah kita menganggap jelek tentang keberadaan pedagang stasiun ini ?? jawabanya ada di hati pembaca masing – masing.
0 komentar: