Seorang hartawan akan melangsungkan pesta pernikahan
anaknya. Ia punya seorang famili miskin yang tidak ingin diundangnya, karena
tahu famili itu tidak mungkin mampu memberi sumbangan.
Namun demi menghargai adat istiadat, ia tetap mengundang famili miskin itu.
Ia mengirimkan kartu undangan dengan menambahkan dua kalimat:Jika kamu datang, berarti kamu rakus.
Jika kamu tidak datang, berarti kamu pelit.!!
Hartawan itu tertawa dalam hati, hm, coba lihat kamu datang tidak,demikian ia membatin.
Pada hari H-nya, sang hartawan melihat familinya itu datang menghadiri pesta pernikahan anaknya.
Setelah mengucapkan selamat dan menyodorkan sebuah amplop merah (angpao/hongbao) pada sang hartawan,famili miskin itu duduk dan menyantap makanan lezat yang tersaji.
Sang hartawan membuka angpao yang diterimanya, di dalamnya hanya terlihat satu lembar uang lima ribuan dengan selembar kertas bertuliskan:
Jika kamu terima, berarti kamu tamak.
Jika kamu tolak, berarti kamu menghina.
Namun demi menghargai adat istiadat, ia tetap mengundang famili miskin itu.
Ia mengirimkan kartu undangan dengan menambahkan dua kalimat:Jika kamu datang, berarti kamu rakus.
Jika kamu tidak datang, berarti kamu pelit.!!
Hartawan itu tertawa dalam hati, hm, coba lihat kamu datang tidak,demikian ia membatin.
Pada hari H-nya, sang hartawan melihat familinya itu datang menghadiri pesta pernikahan anaknya.
Setelah mengucapkan selamat dan menyodorkan sebuah amplop merah (angpao/hongbao) pada sang hartawan,famili miskin itu duduk dan menyantap makanan lezat yang tersaji.
Sang hartawan membuka angpao yang diterimanya, di dalamnya hanya terlihat satu lembar uang lima ribuan dengan selembar kertas bertuliskan:
Jika kamu terima, berarti kamu tamak.
Jika kamu tolak, berarti kamu menghina.
0 komentar: