Pernah terbayang seorang wanita yang menjadi supir bus
AKAP ? Itulah profesi yang dijalani oleh Suyanti(48) atau akrab di sapa Budhe
Yanti.Namanya cukup familiar di PO Gajah Mungkur tempatnya bekerja.Saat ini ia
bertugas mengemudikan bus malam dari Jakarta-Wonogiri dan sebaliknya.
Sekilas jika di lihat dari luar memang terlihat cuek.Tapi sebenarnya Budhe
Yanti ini orangnya ramah.Lalu bagaimana ia bisa mengemudikan bis ya ?.
Awal Bude meniti karir menjadi seorang supir bis dimulai pada tahun 1990 di PO
Timbul Jaya.Awalnya ia mengaku tidak pernah terfikir untuk menjadi seperti
ini.Setelah bercerai dengan suaminya membuat kesejahteraan hidupnya bisa di
bilang pas – pasan.Sebenarnya saat itu ia berfikir untuk berwirausaha.Namun ia
tidak punya modal.Maka ketika ia melihat banyak bus malam berseliweran di kota
Wonogiri,langsung terlintas di fikiranya untuk menjadi supir bus.
Singkat cerita,ia pun melamar di PO Timbul Jaya.Semula,di PO itu ia di
remehkan.Saat itu menurutnya owner PO Timbul Jaya meragukan skillnya sebagai
seorang pengemudi bus.Tapi ia tidak peduli.Ia tetap saja nekat.Hingga akhirnya
ia lolos setelah di tes dan di pasrahkan 1 armada bus.Bahkan ia bertugas
melayani trayek hingga Pekanbaru, Dumai, Bengkulu, Rengat, dan Jambi.Baru 12
tahun belakangan semenjak ia bekerja di PO Gajah Mungkur ia memegang trayek
Wonogiri-Jakarta.
Budhe Yanti mengakui,menjalani profesi sebagai seorang supir bis bukanlah hal
yang mudah.Ia harus menempuh perjalanan sejauh 630 kilometer selama 15 jam setiap
harinya.Waktu istirahatnya sangat sedikit.Ia hanya bisa berkumpul dengan
kelurga selama beberapa jam saja.Sebelum pukul 15:00 ia sudah harus berada di
terminal.Belum lagi cibiran dari penumpang.Banyak penumpang yang erasa khawatir
begitu mengetahui bahwa sopirnya adalah seorang wanita.Tapi ia tidak ambil
pusing.Pekerjaan itu ia jalani dengan penuh kesabaran.Hingga apa yang selama
ini di jalaninya membuahkan hasil.Pada tahun 2010 ia mendapat penghargaan sebagai
sopir teladan.
Bekerja manjadi supir bus selama 22 tahun tidak membuatnya merasa kapok.Justru
menurutnya.ia malah mencintai profesi ini.Penyakit tumor rahim yang dideritanya
3 tahun lalu pun tidak mampu memisahkanya dari profesinya.Setelah 6 bulan
menjalanya kemotherapy ia kembali turun ke jalan.
Namun di balik semua itu tidak membuat nalurinya sebagai seorang wanita hilang
begitu saja.Ia selalu menyempatkan diri menyiapkan makanan
untuk ibu dan anak-anaknya, termasuk mencari kayu bakar untuk memasak.Ia juga tidak
kehilangan feminimitasnya.Ia juga suka berdandan, mengoles lipstik, dan senang
memakai gelang dan anting-anting. Gaya bicaranya pun tetap lemah lembut.
0 komentar: