Awalnya ga kepikiran mau nulis artikel ini.Tapi penulis terinspirasi dari sebuah blog yang membahas mengenai masalah banjir dan solusi yang di tawarkan.
Banjir kemarin memang benar - benar melumpuhkan Jakarta dari semua aspek selama beberapa hari.Bahkan berdampak hingga keluar kota.Beberapa perjalanan transportasi darat seperti bus AKAP dan kereta jarak jauh pun mengalami keterlambatan 3-4 jam.
Pak Jokowidodo selaku Gubernur DKI Jakarta yang baru pun di buat pusing dengan masalah banjir ini.Dan dia sempat ingin membangun Deep Tunel untuk mengurangi banjir.Namun gagasan ini ditolak.
Berdasarkan sejarah,banjir memang sudah menjadi masalah yang tidak pernah selesai dari jaman penjajahan Belanda.Ditambah lagi dengan sistem drainese yang buruk.Makanya wajar.Akibat banjir ini,permukaan tanah turun sekitar 5 cm tiap tahun.
Pemerintah bukanya ga berusaha mengatasi masalah banjir ini.Berbagai upaya dikerjakan.Seperti bikin gorong - gorong dan banjir kanal.Namun sepertinya semuanya kelihatan sia - sia.Karna selain perilaku masyarakat yang buruk,yaitu membuang sampah sembarangan,sebagian besar wilayah jakarta telah berubah menjadi beton.Sehingga tidak ada daerah resapan air.Sehingga air tidak meresap ke tanah.Melainkan masuk ke gorong - gorong dan diteruskan ke banjir kanal,lalu dibuang ke laut.
Menurut penulis masalah banjir ini tidak seharusnya hanya menjadi beban bagi Jakarta.Tapi daerah satelit di sekitarnya juga.Karna sebagian besar alir mengalir tidak dari Jakarta.Tapi dari daerah bernama Mega Mendung di Puncak Bogor melewati Depok.Dan seandainya Deep Tunel jadi,mungkin itu tidak membantu banyak.Ingat.Yang namanya air hujan ga cukup hanya dengan dibuang ke laut saja.Perlu adanya resapan air seperti hutan kota,setu,rawa,danau,dll yang selama ini populasinya semakin berkurang di Jakarta.Dan sepertinya membangun ulang hutan kota adalah cara yang lebih efektif di banding bikin Deep Tunel
0 komentar: