Tren model bus di Indonesia, empat tahun terakhir ini berkembang dinamis. Setidaknya, itu yang terlihat dari model-model yang diperkenalkan karoseri bus setiap tahun yang berubah. Ada saja model baru yang muncul. Di luar model bus, ada tren lain yang berkembang, yakni bus highdecker atau berlantai tinggi. Jangan bayangkan yang disebut bus highdecker ini seperti bus highdecker yang banyak diproduksi di Eropa maupun Amerika. Di Indonesia, platform highdecker hanya sebatas meninggikan lantai 15 cm dari bus konvensional. Karoseri Rahayu Santosa mengembangkan prototype highdecker tahun 2007. Namun, bus tipe ini batal dikembangkan untuk diproduksi secara massal. “Ini ujicoba, tetapi karena satu dan lain hal kami tidak memproduksinya,” ujar seorang sumber di karoseri itu. Prototype highdecker karoseri Rahayu Santosa ini bisa kita lihat di garasi PO Nur Shinta Abadi, Majalaya, Bandung. Dari sisi model, bus karya Rahayu Santosa mengingatkan kita pada bus lansiran Plaxton, Inggris. Bus berbasis Mercedes-Benz OH-1525 satu-satunya itu akhirnya dijual. Informasi detail tentang kelanjutan produksi highdecker dari karoseri yang berbasis di Bogor ini sangat terbatas. Di saat yang hampir bersamaan, beberapa bulan kemudian di tahun 2008, Adiputro membuat bus berlantai tinggi. Pertama kali diperkenalkan lantai tinggi untuk bus Scania Front Engine. Lantai yang lebih tinggi dengan maksud menutup kap mesin bus bermesin depan. “Awalnya kami mendesain itu supaya ‘kuburan’ mesin tidak terlihat menonjol,” kata Manager Marketing Adiputro, Randy Lionardy Liong. Platform lantai yang lebih tinggi dari bus konvensional ini, menurut Randy, ternyata diminati salah seorang pemilik PO bus. Atas permintaan yang bersangkutan, Adiputro memberanikan diri membuat bus berlantai tinggi. Tak dinyana, ternyata banyak pemilik PO bus yang tertarik. Akhirnya, belakangan lantai tinggi diminati banyak PO bus. Meski hanya ditinggikan 15 cm, bus terlihat tinggi. Namun, rentang waktu antara bus pertama yang lantainya ditinggikan, dengan produksi massal highdecker cukup lama. Menurut Randy, baru pada tahun 2009 akhirnya Adiputro memproduksi bus berlantai tinggi. Sementara itu, seolah tak ingin tertinggal tren lantai tinggi, karoseri Laksana juga mengembangkan bus berkaroseri dengan platform lantai tinggi tahun 2011. Bus lansiran terbaru karoseri ini, Legacy SR-1 sudah menerapkan platform lantai tinggi. Namun, jika dilihat sekilas, tinggi bus tak jauh berbeda dari bus konvensional. “Kami menghitung ulang basis rangka bus, desain tampilan, serta asesoris pendukung sehingga bus baru terlihat lebih tinggi jika disejajarkan dengan bus lain,” kata Tim desainer Laksana, Kus Ririn. Dari sisi estetika, bus-bus berplatform lantai tinggi ini terlihat menarik. Perubahan ada desain eksterior yang dikembangkan karoseri Adiputro dan Laksana membuat bus-bus produksi mereka bisa menyedot perhatian di jalan. Namun, tanpa perhitungan yang matang, bus bisa limbung saat dioperasikan. Meski terlihat menarik, dibutuhkan perhitungan saat mendisain bus berlantai tinggi, agar manuver bus bisa berjalan mulus saat menikung dan berjalan kencang. Jika tidak diimbangi dengan perhitungan konstruksi yang sesuai bisa merepotkan pengemudi, kenyamanan penumpang pun bisa terganggu. Sumber : -http://www.haltebus.com/detail101.html |
Katagori
- Bis Dan Truk (63)
- Cerita Inspirasi (52)
- Hobby Dan Lifestyle (16)
- Kecelakaan (16)
- Kereta (36)
- Mobil Dan Motor (15)
- Otomotif (57)
- Pesawat (6)
- Profile Dan Peristiwa (35)
- Tugas Kampus (42)
Blog Archive
- Juli (1)
- Juni (4)
- Mei (2)
- April (3)
- November (2)
- Juli (1)
- Juni (1)
- Mei (2)
- Maret (3)
- Februari (1)
- Januari (1)
- Desember (7)
- November (3)
- Oktober (10)
- September (14)
- Agustus (10)
- Juli (4)
- Juni (4)
- Mei (39)
- April (31)
- Maret (9)
- Februari (22)
- Januari (21)
- Desember (8)
- November (10)
- Oktober (24)
- September (10)
- Agustus (15)
Minggu, 18 September 2011
Tren High Deck Di Indonesia
Label:
Bis Dan Truk,
Otomotif
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar: